Tempat Wisata di Dunia - Candi Cangkuang Garut - Dari wisata Garut Selatan, Tempat Wisata di Garut Pantai Santolo dan Gunung Papandayan Garut, kita beralih ke Garut Utara. di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut - Jawa Barat. Terdapat sebuah Candi Hindu yang menjadi target wisata para wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal yang berkunjung ke kota Garut. Candi inilah juga yang pertama dan satu-satunya Candi Hindu yang ditemukan di Tatar Sunda. Cagar budaya Cangkuang terletak disebuah daratan ditengah danau kecil (dalam Bahasa Sunda disebut Situ). Sehingga untuk mencapai tempat tersebut orang harus menaiki rakit.
Candi Cangkuang ini berdekatan dengan makam Embah Dalem arief Muhamad, sebuah makam kuno agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk desa Cangkuang. Gunung Haruman, Gunung Guntur, Gunung Mandalaangi dan Gunung Kaledong adalah empat gunung besar yang mengelilingi Desa Cangkuang. Nama Candi Cangkuang sendiri diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Karena disekitar makam Embah Dalem Arief Muhamad banyak terdapat tanaman Pandan, Maka kata "Cangkuang" itu sendiri diambil dari tanaman Pandan tersebut (Pandanus Furcatus). Daun cangkuang sendiri dapat dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembakus.
Selain Candi, di pulau itu terdapat juga pemukiman adat Kampung Pulo, yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya. Aslinya Kampung Pulo dikelilingi oleh danau, akan tetapi kini hanya sebagian utara yang masih berupa danau, bagian selatanya telahberubah menjadi lahan persawahan. Untuk menuju ke kawasan wisata Candi Cangkuang ini cuku mudah, dapat diakses dari alun-alun Kecamatan Leles, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan dua jenis transportasi, yaitu delman dan ojek. Menggunakan delman diperlukan biaya sekitar rp. 10.000, Sedangkan menggunakan ojek dikenakan tarif Rp. 10.000.
Diantara sisa-sisa bangunan candi, diketemukan juga arca (tahun 1800-an) dengan posisi tengah bersila diatas padmasana ganda. Kaki kiri menyilang datar yang alasnya menghadap ke samping dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri ada kepala sapi (nandi) yang telinganya mengarah ke depan. Karenanya ada kepala nandi ini, beberapa pakar berasumsi bahwa ini yaitu arca Siwa. Ke-2 tangannya menengadah diatas paha. Pada badannya ada penghias perut, penghias dada serta penghias telinga.
Situasi arca ini telah rusak, berwajah datar, sisi tangan sampai ke-2 pergelangannya sudah hilang. Lebar muka 8 cm, lebar pundak 18 cm, lebar pinggang 9 cm, padmasana 38 cm (tingginya 14 cm), lapik 37 cm & 45 cm (tinggi 6 cm serta 19 cm), tinggi 41 cm.
Candi Cangkuang seperti tampak saat ini, sebenarnya yaitu hasil rekayasa rekonstruksi, karena bangunan aslinya hanya 40%-an. Oleh karenanya, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sesungguhnya belumlah di ketahui.
Gimana mengesankan bukan ? dengan anda berwisata mengunjungi kawasan tersebut, anda dapat menambah wawasan sejarah. Untuk itu, kita juga harus melestarikan dan dijaga dengan penuh kesabaran dan berikan penghargaan kepada pejuan dan leluhur bangsa kita, karena Candi Cangkuang ini merupakan kekayaan warisan budaya dan sejarah salah satu bangsa kita.
No comments:
Post a Comment